Menampilkan informasi seputar Batu Bara

Jumat, 26 Februari 2010

Bayi Perempuan Lahir Tanpa Batok Kepala.Tak Punya Uang, Ayah Nekad Bawa si Bayi Pulang

Bayi asal Kabupaten Batu Bara berjenis kelamin perempuan yang lahir tanpa batok kepala (Anencephal) sempat menjalani perawatan selama kurang lebih 12 jam di RSUD HAMS Kisaran. Namun karena tidak memiliki biaya, pihak keluarga bayi malang tersebut membawa bayi perempuan itu pulang, Rabu (24/2) sekitar jam 13.00 WIB.

Bayi malang yang belum sempat diberi nama tersebut putri pasangan Sawaluddin (25) dan Salamah (21) warga Dusun V, Desa Perkebunan Petatal, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara. Bayi perempuan itu lahir sekitar jam 21.00 WIB di rumahnya dengan batuan dukun beranak. Namun setelah melihat kondisi bayi tersebut yang memiliki kelainan, akhirnya keluarganya memanggil Dahliana Sitorus bidan desa setempat dan selanjutnya setelah berkoordinasi dengan dokter Puskesmas setempat, akhirnya bayi itu dirujuk ke RSU Kisaran.

Data yang berhasil dihimpun KABAR BATUBARA dari RSUD Kisaran menyebutkan, bayi malang tersebut dirujuk ke RSUD dengan diantar bidan desa perkebunan Petatal Kecamatan Talawi sekitar jam 00.20 WIB dengan menggunakan kartu jamkesmas.

Menurut Dr Edy yang saat itu bertugas sebagai dokter jaga di ruang IGD dan menangani bayi malang itu mengatakan, RSUD Kisaran tidak mampu menangani bayi malang itu, karena tidak mempunyai alat untuk merawatnya. Yang bisa dilakukan hanya memberi pertolongan pertama kepada bayi itu. Di mana bayi malang yang belum memiliki nama itu dimasukkan ke dalam inkubator dan selanjutnya menunggu hasil pemeriksaan oleh dokter spesialis anak.

Menurut bidan yang mengantar bayi malang itu ke RSUD HAMS Kisaran, Dahliana boru Sitorus, saat lahir berat bayi perempuan itu 1,4 kilogram. Hal senada diucapkan oleh Direktur RSUD HAMS Kisaran, Dr Herwanto SpB.

"Bayi ini beratnya hanya 1,4 kilogeam dengan tinggi badan sekitar 30 cm," ujar Herwanto melalui dokter umum yang menangani bayi perempuan itu yakni, dr Riris M Telaumbanua.

Menurutnya, tidak sempurnanya tubuh bayi itu disebabkan gagalnya pembentukan organ kepalanya saat dalam kandungan (organogenesis), sehingga sewaktu ia lahir, batok kepalanya tidak lengkap. "Tidak lengkapnya pembentukkan organ tubuh itu banyak factor. Bisa disebabkan saat ibunya mengandung diduga sering mengkonsumsi obat-obatan atau bahan kimia lainnya dan tidak teratur atau bukan resep dokter, sehingga, proses pembentukan organ bayi terganggu," ujar Riris.

Oleh sebab itu, lanjut Riris, bayi tersebut, harus dirawat dengan intensif menggunakan tabung inkubator, agar kondisi tubuhnya tetap stabil, serta dibantu alat pernapasan menggunakan oksigen.

"Untuk sementara, bayi masih diberikan perawatan, karena kondisi bayi memburuk, sambil menunggu dokter anak yang masih keluar kota mengikuti seminar di Medan," pungkas dr Riris.

Sementara Sawaluddin, saat ditemui mengatakan, bayinya merupakan anak kedua dan lahir cukup umur. Istrinya saat mengandung tidak ada mengeluh, dan sekarang ia sedang istirahat di rumah setelah melahirkan. "Waktu mengandung, istri saya sehat-sehat saja, dan tidak ada kejanggalan pada dirinya, dan bayi saya cukup umur sembilan bulan dikandungan," ucapnya.

Kendati bayi malang itu mendapat perawatan gratis di RSUD HAMS, Sawalluddin beserta keluarga tetap berikeras membawa anaknya pulang, dengan alasan keterbatasan dana.

"Saya akan bawa pulang anak saya, karena tidak ada uang perobatan," ujarnya. Setelah meminta izin kepada perawat di ruang rawat bayi, akhirnya sekitar pukul 13.15 WIB bayi malang tersebut diboyong ayahnya pulang. Sedangkan pihak RSU Kisaran tidak bisa menahan permintaan keluarga yang ingin membawa bayi tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar